Sabtu, 14 September 2013

Kasus Penembakan Polisi




Akhir-akhir ini masyarakat kita dikagetkan adanya penembakan anggota polisi berseragam secara beruntun di jalan raya. Tidak hanya penembakan tetapi juga aksi perusakan perlengkapan polisi diantaranya pelemparan bom molotof di Polres Surakarta.
Berbagai analisa dilontarkan, diantaranya polisi sebagai institusi banyak mempunyai musuh karena dalam tugasnya adalah menertibkan masyarakat yang secara otomatis banyak menghambat kepentingan orang tertentu. Ada yang menduga hal ini dilakukan oleh terosis yang dendam kepada Densus 88 karena mereka tidak mampu melawan Densus 88 maka mereka membalas dengan cara menembak polisi yang dijalanan. Karena memang jumlah polisi yang dilapangan jauh lebih banyak dari pada Densus 88.
Ada juga yang menduga penembakan terjadi karena saingan lahan pengawalan. Meskipun bukti belum menunjukkan adanya motih kearah sana akan tetapi hal ini patut untuk dicermati, karena semua permusuhan di kota Jakarta muaranya pada uang. Masalah ini bisa dikorelasikan pada waktu para perusahaan pengawalan asing akan masuk ke Indonesia hamper setiap hari dikejutkan oleh adanya perampokan uang dijalanan dengan menggunakan motor Yamaha RX King. Memang hal ini belum bisa dibuktikan tetapi kecurigaan untuk menangkap fakta itu sah-sah saja.
Perkiraan ketiga adalah balas dendam keluarga yang terkena kesewenangan polisi dengan cara meneror anggota polisi dijalanan. Namum kemungkinan ini sangat kecil kecuali kalau mereka yang dendam adalah jaringan pengedar narkoba yang berkantong tebal.
Polisi sudah mencoba mengurai dan telah diambil kesimpulan adanya perbedaan kejadian penembakan di Pondok Aren dan di Jl. Rasuna Said. Penembakan yang terjadi di depan gedung KPK lebih professional, terlatih dan terencana. Disana korban sedang mengawal enam truk bermuatan baja dari Tanjung Priok ke Rasuna Tower.
Terlepas dari kejadian tersebut di atas menurut penulis salah satu kelemahan polisi adalah kurang disiplinya mereka dalam pengawalan. Banyak terlihat ketika mereka mengawal pergantian uang di ATM senjata mereka dicangklong sambil merokok dan cekikikan ketawa tanpa waspada sama sekali. Seandainya tiba-tiba ada perampok sudah barang tentu akan kalah cepat dalam menggunakan senjata. Demikian juga ketika mengepung tersangka teroris mereka menggantungkan senjatanya sambil ngobrol.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar