ARTILERI
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro, menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis-Plasschaert di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2013.
Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan kerjasama bilateral kedua negara khususnya di bidang pertahanan secara lebih konkrit dan saling menguntungkan. Peningkatan kerjasama pertahanan tersebut mencakup berbagai bidang antara lain kerjasama di bidang pendidikan dan pelatihan, seminar dan program kunjungan antar pejabat militer kedua negara. Kerjasama tersebut diharapkan akan mengakomodasi peningkatan komunikasi dan interaksi antar kedua Angkatan Bersenjata.
Kerjasama pertahanan lainnya adalah di bidang pengadaan peralatan pertahanan. Kerjasama pada sektor pengadaan peralatan pertahanan dan industri pertahanan menjadi salah satu agenda penting di mana kedua negara telah bekerjasama selama bertahun-tahun.
Selain membicarakan peningkatan kerjasama kedua negara, dalam pertemuan bilateral tersebut kedua Menhan juga membahas dan saling bertukar pandangan mengenai situasi keamanan internasional dan regional saat ini guna saling berbagi pengalaman tentang bagaimana menangani tantangan-tantangan keamanan tersebut.
Bersamaan dengan kunjungan Menhan Belanda tersebut, dalam rangka meningkatkan kerjasama pertahanan Indonesia-Belanda, Kementerian Pertahanan dari kedua negara menandatangani Letter of Intent (LoI) tentang Kerjasama Pertahanan. LoI ditandangani oleh Dirjen Strahan Kemhan RI Mayjen TNI Sonny E.S. Prasetyo mewakili Kementerian Pertahanan Indonesia dengan Principal Director of General Policy Affairs Wim Bargerbos mewakili Kementerian Pertahanan Kerajaan Belanda dan disaksikan oleh Menhan dari kedua negara.
Selain pertemuan bilateral dengan Menhan RI, selama kunjungannya ke Indonesia kali ini Menhan Belanda juga dijadwalkan memberikan kuliah umum kepada Mahasiswa Universitas Pertahanan serta mengunjungi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul, Bogor. Menhan Belanda juga dijadwalkan akan mengunjungi PT. PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Kamis, 10 Oktober 2013.
Menyesal Batalkan Penjualan Tank Leopard
Dalam pertemuannya dengan Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menhan Belanda Jeanine Hennis-Plasschaert menyesalkan dibatalkannya rencana penjualan tank Leopard ke Indonesia pada 2011 silam. Menurut Plasschaert, pendahulunya mengalami waktu sulit ketika menghadapi masalah itu, bahkan dirinya tak mau kejadian seperti ini terulang kembali.
"Kalau kita bicara kerja sama dan ‘partnership’. Hal ini tidak boleh lagi terjadi ke depan. Saya sudah diskusikan ke Menhan bahwa demokrasi adalah jalan yang bergejolak. Kita semua harus sepakat dengan parlemen jadi secara khusus saya menyesal atas apa yang terjadi soal tank," katanya.
Pada 2011, parlemen Belanda menolak rencana penjualan sejumlah tank Leopard ke Indonesia karena TNI dinilai rawan melanggar hak asasi manusia. Namun demikian, Plasschaert mengatakan penyesalan tersebut tidak lantas dapat diartikan bahwa Belanda akan kembali memproses penjualan tank ke Indonesia. "Tidak ada deal yang spesifik saat ini. Saya tak bisa memohonkan maaf atas proses demokrasi yang terjadi," ucapnya.
Ia pun menyesal karena peristiwa penolakan penjualan tank ke Indonesia tidak menguatkan hubungan kedua negara. "Saya menghargai kerja sama kedua negara. Tetapi merevisi keputusan atas (pembatalan penjualan) tank itu tak akan memberangus hubungan Indonesia-Belanda," tegasnya.