Sabtu, 19 Oktober 2013

Singapura Berencana Mengakuisisi F-35B



Diambil dari Artelieri
Posted by Efran SyahSaturday, October 19, 2013 0 comments


Dalam sebuah wawancara panjang dengan Defense Writer Group pada Juli lalu, Komandan Angkatan Udara Amerika Serikat wilayah Pasifik, Jenderal Herbert J. "Hawk" Carlisle ditanya mengenai minat Singapura untuk pesawat tempur F-35. Carlisle mengatakan:

"Saya sudah berbicara dengan CDF mereka (Chief of Defence Force Singapura, Letnan jenderal Ng Chee Meng). Saya berada di Singapura. Singapura memutuskan untuk membeli model B (F-35B) varian STOVL. Tapi saya tidak tahu mereka akan menganggarkannya darimana. Saya tahu keputusan itu telah dibuat dan itulah sebabnya mereka menjadi bagian dari program (program F-35) ini, tapi saya tidak tahu darimana mereka akan menganggarkannya."

Bagian dari wawancara itu sebagian besar luput dari perhatian media yang meliput acara tersebut sebagai cakupan pemusatan perhatian pada rencana Angkatan Udara AS untuk poros Pasifik. Jika Jenderal Carlisle benar, berarti Singapura akan menjadi pengguna keempat F-35B, setelah Korps Marinir Amerika Serikat, Inggris, dan Italia. F-35B adalah sebutan untuk F-35 yang memiliki kemampuan short take-off and vertical-landing (STOVL) atau lepas landas pendek dan mendarat secara vertikal.

Sebuah negara kecil padat penduduk yang terletak di ujung selatan Semenanjung Malaya, Singapura berada di choke point bersama dengan Malaysia dan Indonesia di sepanjang jalur laut penting dunia. Pelabuhan lautnya menjadi sumber booming-nya ekonomi Singapura, sedangkan Bandara Internasional Changi sudah terkenal fungsinya di dunia sebagai penghubung penting bagi wisatawan Asia ke seluruh dunia dan sebaliknya. Dengan luas total hanya 710.2 km persegi, namun Singapura mampu membangun militer yang kuat, bahkan dianggap sebagai salah satu yang terbaik di Asia.

Singapura bergabung dengan program JSF (F-35) pada bulan Februari 2003 sebagai Security Cooperative Participant (SCP). Sebagai SCP, Singapura diyakini mampu mengeksplor F-35 untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya sekaligus membentuk kantor programnya sendiri. Meski demikian, awal ketertarikan Singapura pada varian STOVL F-35 baru muncul pada 2011, ketika Rolls-Royce mengungkapkan bahwa Singapura meluncurkan studi yang bertujuan untuk mempertimbangkan akuisisi F-35B.

Amerika Serikat dan Australia memiliki hubungan pertahanan yang erat dengan Singapura, tidak mengherankan jika Singapura akan mengikuti jejak mereka untuk mengoperasikan F-35 bersama dengan Jepang (dan mungkin juga Korea Selatan). Pesawat ini dilengkapi network-enabled capability dan integrated sensor suite, yang pastinya akan memudahkan operasi gabungan dengan sekutu-sekutu pengguna F-35 di wilayah manapun.

Terkenal tertutup dalam masalah militer, pejabat pertahanan di Singapura telah membantah rumor tentang minat mereka pada F-35B. Namun, Menteri Pertahan Ng Eng Hen sebelumnya beberapa kali mencatatkan bahwa Singapura tengah mengevaluasi F-35 untuk dijadikan pesawat tempur berikutnya bagi Angkatan Udara (RSAF), namun belum ada keputusan yang dibuat.

Tentu saja F-35B bagi Singapura akan menjadi pilihan yang sangat patut dipertimbangkan. Pesawat yang mudah digunakan dan mampu lepas landas dari landasan pacu 168 m akan memastikan RSAF mampu melakukan operasi udara dengan cepat dan cepat dalam merespon serangan pertama musuh. Kemampuan seperti ini tentu akan membuat sulit perhitungan musuh untuk melakukan serangan pertama pada Singapura. 

Dengan munculnya pengumuman baru oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong yang menyatakan bahwa dalam waktu dekat Singapura akan menutup tiga basis tempur taktis untuk digunakan sebagai perumahan dan industri (akibat minimnya tanah), berarti hanya tinggal Pangkalan Udara Tengah di barat dan Pangkalan Udara Changi di timur, sebelah bandara internasional Singapura di timur Singapura, sebagai rumah bagi pesawat-pesawat tempur RSAF. Kedua pangkalan udara itu rencanaya akan diperluas dan di upgrade agar bisa menampung relokasi pesawat-pesawat RSAF dan unit yang saat ini berbasis di Paya Lebar.

Dengan berkurangnya jumlah landasan pacu di Singapura, memiliki aset tempur udara seperti F-35B STOVL tentu akan menjadi solusi yang bijak bagi pemikiran perencana pertahanan Singapura. Ini akan menjadi salah satu faktor yang pastinya akan dipertimbangkan. Dan upgrade kedua basis tempur diatas kemungkinan akan mencakup pembangunan lapisan termal "lilypads" yang akan memungkinkan F-35B mendarat secara vertikal tanpa gas buang panas dari knalpotnya merusak aspal (landasan). Baca juga : Ketika F-35 Terlalu Panas untuk Diterbangkan
Singapura biasanya tidak mentok pada pembelian pertama, akan adabatch-batch pembelian tambahan
Meskipun telah menyebut F-35 sebagai pesawat yang cocok untuk modernisasi armada tempur udara RSAF, namun Ng juga mengatakan bahwa Singapura tidak terburu-buru mengambil keputusan. Dengan armada yang tempur udara yang relatif muda dan canggih seperti F-15 dan F-16 saat ini, Departemen Pertahanan Singapura akan lebih cenderung melihat beberapa aspek kematangan dari program JSF sebelum melakukan sesuatu yang disebut sebagai pembelian termahal dalam sejarah pertahanan Singapura. 

RSAF saat ini mengoperasikan 60 Lockheed MArtin F-16C/D Fightng Falcon bersama dengan 24 Beoing F-15SG Eagles. Telah dilaporkan juga di beberapa media dan diperkuat foto-foto dari latihan tempur Maple Flag baru-baru ini di Kanada bahwa Singapura sudah menerima tambahan F-15SG yang belum/tidak diumumkan. Kemungkinan pesawat-pesawat ini akan menggantikan pesawat pencegat Northrop F - 5S/T Tiger II yang satu atau dua tahun kedepan akan pensiun.

Beberapa waktu lalu Singapura juga mengumumkan bahwa F-16 RSAF akan menjalani upgradeMid-Life, yang setidaknya akan menjaga umurnya hingga 2020. Jangka waktu yang cukup bagi RSAF untuk memperkenalkan F-35 dalam layanannya. Dan lagi untuk urusan alat pertahanan, Singapura biasanya tidak mentok pada pembelian pertama, akan ada batch-batch pembelian tambahan dan analis meyakini jika memang Singapura jadi membeli F-35 maka kemungkinan pembelian itu bukan menjadi pembelian yang terakhir. Dan jika perencana pertahanan Singapura menilai F-35B memiliki keterbatasan payload (muatan), manuver dan lainnya karena untuk mempertahankan kemampuan STOVL-nya, maka tidak salah berspekulasi bahwa Singapura akhirnya akan memilih F-35A CTOL (lepas dan landas dan mendarat biasa/konvensional).

[Foto: Lockheed Martin]

Sabtu, 12 Oktober 2013

RI-Belanda Kerjasama Pertahanan


ARTILERI
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro, menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Kerajaan Belanda Jeanine Hennis-Plasschaert di kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2013.
Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan kerjasama bilateral kedua negara khususnya di bidang pertahanan secara lebih konkrit dan saling menguntungkan. Peningkatan kerjasama pertahanan tersebut mencakup berbagai bidang antara lain kerjasama di bidang pendidikan dan pelatihan, seminar dan program kunjungan antar pejabat militer kedua negara. Kerjasama tersebut diharapkan akan mengakomodasi peningkatan komunikasi dan interaksi antar kedua Angkatan Bersenjata. 

Kerjasama pertahanan lainnya adalah di bidang pengadaan peralatan pertahanan. Kerjasama pada sektor pengadaan peralatan pertahanan dan industri pertahanan menjadi salah satu agenda penting di mana kedua negara telah bekerjasama selama bertahun-tahun.

Selain membicarakan peningkatan kerjasama kedua negara, dalam pertemuan bilateral tersebut kedua Menhan juga membahas dan saling bertukar pandangan mengenai situasi keamanan internasional dan regional saat ini guna saling berbagi pengalaman tentang bagaimana menangani tantangan-tantangan keamanan tersebut.
Bersamaan dengan kunjungan Menhan Belanda tersebut, dalam rangka meningkatkan kerjasama pertahanan Indonesia-Belanda, Kementerian Pertahanan dari kedua negara menandatangani Letter of Intent (LoI) tentang Kerjasama Pertahanan. LoI ditandangani oleh Dirjen Strahan Kemhan RI Mayjen TNI Sonny E.S. Prasetyo mewakili Kementerian Pertahanan Indonesia dengan Principal Director of General Policy Affairs Wim Bargerbos mewakili Kementerian Pertahanan Kerajaan Belanda dan disaksikan oleh Menhan dari kedua negara.

Selain pertemuan bilateral dengan Menhan RI, selama kunjungannya ke Indonesia kali ini Menhan Belanda juga dijadwalkan memberikan kuliah umum kepada Mahasiswa Universitas Pertahanan serta mengunjungi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI di Sentul, Bogor. Menhan Belanda juga dijadwalkan akan mengunjungi PT. PAL Indonesia (Persero) di Surabaya, Kamis, 10 Oktober 2013.

Menyesal Batalkan Penjualan Tank Leopard


Dalam pertemuannya dengan Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menhan Belanda Jeanine Hennis-Plasschaert menyesalkan dibatalkannya rencana penjualan tank Leopard ke Indonesia pada 2011 silam. Menurut Plasschaert, pendahulunya mengalami waktu sulit ketika menghadapi masalah itu, bahkan dirinya tak mau kejadian seperti ini terulang kembali.

"Kalau kita bicara kerja sama dan ‘partnership’. Hal ini tidak boleh lagi terjadi ke depan. Saya sudah diskusikan ke Menhan bahwa demokrasi adalah jalan yang bergejolak. Kita semua harus sepakat dengan parlemen jadi secara khusus saya menyesal atas apa yang terjadi soal tank," katanya.

Pada 2011, parlemen Belanda menolak rencana penjualan sejumlah tank Leopard ke Indonesia karena TNI dinilai rawan melanggar hak asasi manusia. Namun demikian, Plasschaert mengatakan penyesalan tersebut tidak lantas dapat diartikan bahwa Belanda akan kembali memproses penjualan tank ke Indonesia. "Tidak ada deal yang spesifik saat ini. Saya tak bisa memohonkan maaf atas proses demokrasi yang terjadi," ucapnya.

Ia pun menyesal karena peristiwa penolakan penjualan tank ke Indonesia tidak menguatkan hubungan kedua negara. "Saya menghargai kerja sama kedua negara. Tetapi merevisi keputusan atas (pembatalan penjualan) tank itu tak akan memberangus hubungan Indonesia-Belanda," tegasnya.

Sabtu, 05 Oktober 2013

DIRGAHAYU TNI KE 68

Hari ini TNI kebanggaan bangsa Indonesia genap berusia 68 tahun. Untuk ukuran manusia 68 tahun merupakan usia yang sudah matang dalam kehidupan dunia. Demikian juga TNI dengan segala keterbatasannya terus memperbarui Alutsista dan profesionalisme para prajurit.

Kami bangga TNI masih kokoh dan disegani di Asia Pasifik bahkan Kopasus termasuk jajaran elit dunia yang kemampuan individunya terhebat kedua didunia ini. Tentunya rakyat Indonesia sangat berharap agar TNI tetap solid dan mampu menangkal setiap ancaman negara asing ke wilayah Indonesia.

Provokasi yang dilakukan oleh negara-negara yang ingin mengeruk kekayaan negara kita bisa dihalau dengan gagah berani. Pessawat Sukhoi andalan Indonesia telah dilengkapi dengan bom buatan negeri sendiri. Apalagi LAPAN sekarang sedang mengembangkan roket jarak jauh yang bisa menjangkau 5000 km.

Sudah selayaknya kita sebagai bangsa yang satu jangan lagi mengobok-obok TNI sebagai institusi seperti kejadian yang telah silam karena hanya akan melemahkan kekuatan diri sendiri. Marilah kita bersatu padu untuk membangun negeri ini.
Dirgahayu TNI!!! Semoga TNI Kuat maka Indonesia Jaya